System Development Life Cycle (SDLC)
System
Development Life Cycle (SDLC) menurut O’brien (2000) adalah
aplikasi penerapan dari penemuan permasalahan (problem solving) yang
didapat dari pendekatan sistem (system approach) menjadi
pengembangan dari solusi sistem informasi terhadap masalah bisnis.
Menurut Turban
(2003), System
Development Life Cycle (SDLC) atau Siklus Hidup Pengembangan Sistem
adalah metode pengembangan sistem tradisional yang digunakan sebagian besar
organisasi saat ini. SDLC adalah kerangka kerja ( framework) yang
terstruktur yang berisi proses-pro ses sekuensial di mana sistem informasi
dikembangkan.
Sedangkan
menurut Azhar Susanto (2004:341) menyatakan bahwa
: System Development Life Cycle (SDLC) “System Development Life Cycle (SDLC)
adalah salah satu metode pengembangan sistem informasi yang popular pada saat
sistem informasi pertama kali dikembangkan.”
Sistem
Development Life Cycle (SDLC) merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat
lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: perencanaan sistem (planning),analisa
(analysis), desain (design), implementasi (implementation),pengujian (testing)
dan pengelolaan (maintenance). Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC
mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak.
1. System perencanaan sistem (planning) Lebih menekankan pada aspek studi
kelayakan pengembangan sistem (feasibility study)
2. System Analisa (analysis)
Tujuan proyek memurnikan menjadi fungsi didefinisikan dan operasi dari aplikasi
dimaksud. Menganalisa pengguna akhir informasi yang dibutuhkan.
3. System Desain (design)
Menjelaskan fitur yang diinginkan dan operasi secara rinci, termasuk tata letak
layar, aturan bisnis, diagram proses, pseudo dan dokumentasi lainnya.
4. Syistem Implementasi (implementation)
mengimplementasikan rancangan dari tahap-tahap sebelumnya dan melakukan uji
coba.
5. Pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang telah
dibuat
6. System Pengelolaan (maintenance)
Dilakukan oleh admin yang ditunjuk untuk menjaga sistem tetap mampu beroperasi
secara benar melalui kemampuan sistem dalam mengadaptasikan diri sesuai dengan
kebutuhan.
Langkah-langkah yang digunakan oleh analis sistem dan programmer dalam
membangun sistem informasi :
1. Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi
2. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
3. Menentukan permintaan pemakai sistem informasi
4. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
5. Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
6. Merancang sistem informasi baru
7. Membangun sistem informasi baru
8. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
9. Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila
diperlukan
Fase-fase
Sistem Development Life Cycle (SDLC) meliputi :
A. Perencanaan Sistem (Systems Planning)
Lebih menekankan pada aspek
studi kelayakan pengembangan sistem (feasibility study). Aktivitas-aktivitas
yang ada meliputi :
• Pembentukan dan konsolidasi tim pengembang.
• Mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup pengembangan.
• Mengidentifikasi apakah masalah-masalah yang ada bisa diselesaikan melalui
pengembangan sistem.
• Menentukan dan evaluasi strategi yang akan digunakan dalam pengembangan
sistem.
• Penentuan prioritas teknologi dan pemilihan aplikasi.
B. Analisis Sistem (Systems Analysis)
Analisa sistem adalah tahap di mana
dilakukan beberapa aktivitas berikut:
• Melakukan studi literatur untuk menemukan suatu kasus yang bisa ditangani
oleh sistem.
• Brainstorming dalam tim pengembang mengenai kasus mana yang paling tepat
dimodelkan dengan sistem.
• Mengklasifikasikan masalah, peluang, dan solusi yang mungkin diterapkan untuk
kasus tersebut.
• Analisa kebutuhan pada sistem dan membuat batasan sistem.
• Mendefinisikan kebutuhan sistem.
C. Perancangan Sistem (Systems Design)
Pada tahap ini, features dan operasi-operasi pada sistem dideskripsikan secara
detail. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan adalah:
• Menganalisa interaksi obyek dan fungsi pada sistem.
• Menganalisa data dan membuat skema database.
• Merancang user interface.
D. Implementasi Sistem (Systems Implementation)
Tahap berikutnya adalah implementasi yaitu mengimplementasikan rancangan dari
tahap-tahap sebelumnya dan melakukan uji coba.
Dalam implementasi, dilakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
• Pembuatan database sesuai skema rancangan.
• Pembuatan aplikasi berdasarkan desain sistem.
• Pengujian dan perbaikan aplikasi (debugging).
E. Pemeliharaan Sistem (Systems Maintenance)
Dilakukan oleh admin yang ditunjuk untuk menjaga sistem tetap mampu beroperasi
secara benar melalui kemampuan sistem dalam mengadaptasikan diri sesuai dengan
kebutuhan.
Dampak Sistem Informasi Bagi Organisasi Dan Perusahaan
Bisnis
Sistem informasi telah menjadi alat
bantu yang integral, online, serta interaktifyang
dilibatkan setiap saat dalam kegiatanoperasional dan pengambilankeputusan
pada perusahaan-perusahaan besar.
Dampak Ekonomi
1.Teknologi
informasi mengubah biaya modal dan biaya informasi yangbersifat relative/tidak
langsung/bergantung kondisi tertentu. Sisteminformasi
dapat dipandang sebagaifaktor produksi yang menggantikanmodal dan tenaga
kerja tradisional.2.Teknologi informasi
memengaruhi biaya dan kualitas informasi sertamengubah nilai ekonomis
suatu informasi. Teknologi informasi membantuperusahaan
dalam mendapatkan kontrak dengan nilaiyang pantas,karena teknologi
informasi dapat menekan biaya transaksi.3.Teknologi
informasi, terutama penggunaan jaringan, dapat membantuperusahaan dalam
menekan biaya partisipasi pasar (biaya transaksi),menjadikan kontrak dengan pemasok eksternal lebihmenguntungkanketimbang
menggunakan sumber daya internal.4.Teknologi
informasi dapat mengurangi biaya internal manajemen.5.Teknologi informasi
dengan mengurangi biaya perolehan dan analisisinformasi, memungkinkan
organisasi mengurangi biaya agen karenamempermudah para manajer dalam mengawasi
jumlah karyawan yanglebih banyak.
Dampak Bagi
Struktur dan Perilaku Organisasi
1.IT meratakan
organisasi, riset tentang perilaku menghasilkan teori bahwateknologi
informasi memfasilitasi pemerataan hierarki dalamsuatuperusahaan dengan memperluas
distribusi informasi gunamemberdayakan karyawan di level bawah dan meningkatkan
efisiensimanajemen.2.Organisasi
pascaindustri, teori postindustrial (pasca era industri) lebihberdasarkan
sejarah ketimbang ekonomi, juga mendukung gagasanbahwa teknologi informasi
seharusnya meratakan hierarki.
Dalammasyarakat
pasca era industri, peningkatan wewenang bergantung padapengetahuan dan
kompetensi bukan hanya berdasarkan posisi formalsaja.3.Memahami penolakan organisasi terhadap perubahan, sistem informasidapat
memengaruhi siapa yang mengerjakan apa, kepada siapa, kapan,dimana, dan
bagaimana pada sebuah organisasi. Karena sistem informasiberpotensi mengubah
struktur organisasi, budaya, proses bisnis danstrategi, seringkali ada begitu
banyak penolakan terhadap teknologi saatdiperkenalkan.4.Internet dan organisasi, internet memiliki dampak penting terhadaphubungan
antar banyak perusahaan dan entitas di luar perusahaan,bahkan proses bisnis di dalam sebuah organisasi. Internetmeningkatkankemampuan
akses, kapasitas penyimpanan, distribusi informasi, danpengetahuan bagi
organisasi.
3. Implikasi
Dari Perancangan dan Pemahaman Tentang Sistem Informasi
Untuk
memberikan manfaat yang sebenarnya, sistem informasi harusdibangun denganpemahaman yang jelas mengenai
organisasi yang akanmenggunakannya. Berikut adalah beberapa faktor utama
organisasi dalammenentukan perencanaan suatu sistem baru:1.Lingkungan organisasi tersebut harus
berfungsi2.Struktur organisasi: hierarki, spesialisasi,rutinita, dan proses
bisnis3.Budaya dan politik
organisasi4.Bentuk organisasi dan gaya kepemimpinan5.Kepentingan-kepentingan kelompok utama yang
terpengaruh olehkehadiran sistem serta sikap pekerja yang akan
menggunakan sistemtersebut6.Jenis pekerjaan,
keputusan, dan proses bisnis yang akan didukung olehsistem informasi
tersebut
2.Model Rantai
Nilai Organisasi Bisnis
Selain
model Porter, terdapat juga model rantai nilai. Model rantai nilai (
value chain model ) menekankan pada aktivitas spesifik pada
organisasibisnis dimana strategi kompetitif diaplikasikan dan sistem
informasi sebaiknyaditempatkan untuk menimbulkan dampak strategis. Model rantai
nilaimemandang perusahaan sebagai rangkaian aktivitas dasar yang
memberikannilai terhadap barang atau jasa perusahaan.Aktivitas-aktivitas
tersebut dapatdikategorikan sebagai aktivitas utama dan aktivitas
pendukung.Aktivitas utama sebagian besar berhubunga dengan produksi serta
distribusiproduk barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan, yang menciptakan
nilaibagi pelanggan. Aktivitas pendukung memungknkan aktivitas utama
berjalanlancer serta terdiri atas infrastruktur-infrastruktur organisasi,
sepertimanajemen dan administrasi, sumber daya manusia (perekrutan,
penggajian,dan pelatihan karyawan), teknologi (meningkatkan mutu produk dan
prosesproduksi), dan penyediaan bahan baku.
Sinergi,
Kompetensi Inti, dan Strategi Berbasis Jaringan
Sinergi
adalah ketika hasil yang diberikan oleh suatu unit bisnis dapatdigunakan
sebagai masukan bagi unit bisnis lainnya, atau dua organisasiyang saling
berbagi pasar dan keahlian, serta hubungan ini menekan biayadan menghasilkan
keuntungan. Cara lain dalam menggunakan sisteminformasi untuk meraih keunggulan
kompetitif adalah dengan caramemikirkan bagaimana perusahaan menunjang
kompetensi inti yangdimilikinya. Kompetensi inti adalah aktivitas yang
dilakukan perusahaan yangmembuatnya menjadi pemimpin berkelas dunia.Kehadiran
internet dn teknologi jaringan telah menginspirasi strategi meraihkeunggulan
melalui kemampuan perusahaan dalam menciptakan jaringansatu sama lain. Strategi
berbasis jaringan diantaranya adalah menggunakan jaringan ekonomi, model
perusahaan virtual, dan ekosistem bisnis
1. System perencanaan sistem (planning) Lebih menekankan pada aspek studi kelayakan pengembangan sistem (feasibility study)
2. System Analisa (analysis)
Tujuan proyek memurnikan menjadi fungsi didefinisikan dan operasi dari aplikasi dimaksud. Menganalisa pengguna akhir informasi yang dibutuhkan.
3. System Desain (design)
Menjelaskan fitur yang diinginkan dan operasi secara rinci, termasuk tata letak layar, aturan bisnis, diagram proses, pseudo dan dokumentasi lainnya.
4. Syistem Implementasi (implementation)
mengimplementasikan rancangan dari tahap-tahap sebelumnya dan melakukan uji coba.
5. Pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat
6. System Pengelolaan (maintenance)
Dilakukan oleh admin yang ditunjuk untuk menjaga sistem tetap mampu beroperasi secara benar melalui kemampuan sistem dalam mengadaptasikan diri sesuai dengan kebutuhan.
Langkah-langkah yang digunakan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi :
1. Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi
2. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
3. Menentukan permintaan pemakai sistem informasi
4. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
5. Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
6. Merancang sistem informasi baru
7. Membangun sistem informasi baru
8. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
9. Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila diperlukan
A. Perencanaan Sistem (Systems Planning)
• Pembentukan dan konsolidasi tim pengembang.
• Mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup pengembangan.
• Mengidentifikasi apakah masalah-masalah yang ada bisa diselesaikan melalui pengembangan sistem.
• Menentukan dan evaluasi strategi yang akan digunakan dalam pengembangan sistem.
• Penentuan prioritas teknologi dan pemilihan aplikasi.
B. Analisis Sistem (Systems Analysis)
• Melakukan studi literatur untuk menemukan suatu kasus yang bisa ditangani oleh sistem.
• Brainstorming dalam tim pengembang mengenai kasus mana yang paling tepat dimodelkan dengan sistem.
• Mengklasifikasikan masalah, peluang, dan solusi yang mungkin diterapkan untuk kasus tersebut.
• Analisa kebutuhan pada sistem dan membuat batasan sistem.
• Mendefinisikan kebutuhan sistem.
C. Perancangan Sistem (Systems Design)
Pada tahap ini, features dan operasi-operasi pada sistem dideskripsikan secara detail. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan adalah:
• Menganalisa interaksi obyek dan fungsi pada sistem.
• Menganalisa data dan membuat skema database.
• Merancang user interface.
D. Implementasi Sistem (Systems Implementation)
Tahap berikutnya adalah implementasi yaitu mengimplementasikan rancangan dari tahap-tahap sebelumnya dan melakukan uji coba.
Dalam implementasi, dilakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
• Pembuatan database sesuai skema rancangan.
• Pembuatan aplikasi berdasarkan desain sistem.
• Pengujian dan perbaikan aplikasi (debugging).
E. Pemeliharaan Sistem (Systems Maintenance)
Dilakukan oleh admin yang ditunjuk untuk menjaga sistem tetap mampu beroperasi secara benar melalui kemampuan sistem dalam mengadaptasikan diri sesuai dengan kebutuhan.
Alat-alat dan Teknik-teknik Pengembangan Sistem
1. Alat-alat pengembangan
sistem :
Ø Sistem
flowchart
Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu :
- Flowchart Sistem (System Flowchart)
- Flowchart Flowchart Dokumen (Document Flowchart)
- Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
- Flowchart Program (Program Flowchart)
- Flowchart Proses (Process Flowchart)
Ø Sistem Diagram | Flowmap
Flowmap adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program.
Ø Data Flowdiagram
Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data pada suatu sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, tersruktur dan jelas. DFD sangat mirip dengan Flowchart.
DFD merupakan alat bantu dalam menggambarkan atau menjelaskan proses kerja suatu sistem.
2. Teknik-teknik yang biasa digunakan dalam pengembangan system :
a) Analisis Biaya
Cost Benefit Analysis atau analisis biaya manfaat adalah pendekatan untuk rekomendasi kebijakan yang memungkinkan analisis membandingkan dan menganjurkan suatu kebijakan dengan cara menghitung total biaya dalam bentuk uang dan total keuntungan dalam bentuk uang (Dunn, 2003).
Analisis Biaya Manfaat (Benefit Cost) sering digunakan untuk menganalisis kelayakan proyek-proyek pemerintah. Pelaksanaan proyek pemerintah umumnya mempunyai tujuan yang berbeda dengan investasi swasta. Pada proyek swasta, biasanya diukur berdasarkan kepada keuntungan yang didapatkan. Pada proyek pemerintah, keuntungan seringkali tidak dapat diukur dengan jelas karena tidak berorientasi kepada keuntungan. Dengan kata lain, keuntungan didasarkan kepada manfaat umum yang diperoleh oleh masyarakat.
b) Analisis Penjadwalan Proyek , proyek system adalah pengembangan sebuah system informasi dalam suatu organisasi.
c) Teknik Pengumpulan Data
- Angket (Kuesionare)
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian. Menurut Masri Singarimbum, pada penelitian survai, penggunaan angket merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan data di lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan (kuantifikasi), disusun tabel-tabel dan dianalisa secara statistik untuk menarik kesimpulan penelitian.
Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah (a) untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian, dan (b) untuk memperoleh informasi dengan reliabel dan validitas yang tinggi. Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang disusun harus sesuai dengan hipotesa dan tujuan penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto, sebelum kuesioner disusun memperhatikan prosedur sebagai berikut :
1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
2) Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
3) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal.
4) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus unit analisisnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kuesioner, antara lain:
Pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam kuesioner juga harus sesuai dengan variebel-veriabel penelitian, yang biasanya sudah didefinisikan dalam definisi operasional, yang mengandung indikator-indikator penelitian sesuai dengan permasalahan penelitian.
Tiap pertanyaan dalam kuesiner adalah bagian dari penjabaran definisi operasional, sehingga dapat dianalisa dengan tepat untuk menjawab permasalahan penelitian.
Dalam kusioner, pertanyaan-pertanyaan yang diajaukan biasanya pertanyaan mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Pertanyaan tentang fakta. Misalnya umur, pendidikan, status dan agama
b. Pertanyaan tentang pendapat dan sikap, yang menyangkut masalah perasaan dan sikap respondsen tentang sesuatu
c. Pertanyaan tentang informasi. Pertanyaan yang menyangkut apa yang diketahui oleh responden
d. Pertanyaan tentang persepsi diri. Responden menilai perilakunya diri dalam hubungannya dengan orang lain.
Ditinjau dari segi cara pemakain kuesioner, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh peneliti, antara lain:
1) Kuesioner digunakan dalam wawancara tatap muka dengan responden
2) Kuesioner diisi sendiri oleh responden
3) Wawancara melalui telepon
4) Kuesioner dikirim melalui pos.
- Teknik Interview
Wawancara merupakan proses komunikasi yang sangat menentukan dalam proses penelitian. Dengan wawancara data yang diperoleh akan lebih mendalam, karena mampu menggali pemikiran atau pendapat secara detail. Oleh karena itu dalam pelaksanaan wawancara diperlukan ketrampilan dari seorang peneliti dalam berkomunikasi dengan responden. Seorang peneliti harus memiliki ketrampilan dalam mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman, artinya tidak ragu dan takut dalam menyampaikan wawancara. Seorang peneliti juga harus bersikap netral, sehingga responden tidak merasa ada tekanan psikis dalam memberikan jawaban kepada peneliti.
Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara, yaitu:
1) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Dalam hal ini perlu adanya kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan pedoman wawancara model ini sangat tergantung pada pewawancara.
2) Pedoman pewawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai chek-list. Pewawancara hanya tinggal memberi tanda v (check).
Dalam pelaksanaan penelitian dilapangan, wawancara biasanya wawancara dilaksanakan dalam bentuk ”semi structured”. Dimana interviwer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam dalam menggali keterangan lebih lanjut. Dengan model wawancara seperti ini, maka semua variabel yang ingin digali dalam penelitian akan dapat diperoleh secara lengkap dan mendalam.
- Teknik Observasi
Agar observasi yang dilakukan oleh peneliti memperoleh hasil yang maksimal, maka perlu dilengkapi format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Dalam pelaksanaan observasi, peneliti bukan hanya sekedar mencatat, tetapi juga harus mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.
Seorang peneliti harus melatih dirinya untuk melakukan pengamatan. Banyak yang dapat kita amati di dunia sekitar kita dimanapun kita berada. Hasil pengamatan dari masing-masing individu akan berbeda, disinilah diperlukan sikap kepekaan calon peneliti tentang realitas diamati. Boleh jadi menurut orang lain realitas yang kita amati, tidak memiliki nilai dalam kegiatan penelitian, akan tetapi munurut kita hal tersebut adalah masalah yang perlu diteliti.
Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi partisipasi dan non-partisipan. Observasi partisipasi dilakukan apabila peneliti ikut terlibat secara langsung, sehingga menjadi bagian dari kelompok yang diteliti. Sedangkan observasi non partisipan adalah observasi yang dilakukan dimana peneliti tidak menyatu dengan yang diteliti, peneliti hanya sekedar sebagai pengamat.
Menurut Nasution, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi, antara lain:
1) Harus diketahui dimana observasi dapat dilakukan, apakah hanya ditempat-tempat pada waktu tertentu atau terjadi diberbagai lokasi?
2) Harus ditentukan siapa-siapa sajakah yang dapat diobservasi, sehingga benar-benar representatif?
3) Harus diketahui dengan jelas data apa yang harus dikumpulkan sehingga relevan dengan tujuan penelitian.
4) Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data, terutama berkaitan dengan izin pelaksanaan penelitian.
5) Harus diketahui tentang cara-cara bagaimana mencatat hasil observasi.
Metode-metode pengembangan sistem informasi
Posted on April 2, 2017 4:18 am
Prinsip
Pengembangan Sistem- Sistem yg dikembangkan adalah untuk manajemen
- Sistem yg dikembangkan adalah investasi modal yg besar
- Sistem yg dikembangkan memerlukan orang yg terdidik
- Tahapan kerja dan tugas-tugas yg harus dilakukan dalam proses pengembangan sistem
- Proses pengembangan sistem tidak harus urut
- Jangan takut membatalkan proyek
- Dokumentasi harus ada utk pedoman dalam
- pengembangan sistem
- Ketidakberesan dlm sistem lama
- Pertumbuhan organisasi : kebutuhan informasi yg semakin luas, volume pengolahan data meningkat, perubahan prinsip akuntansi
- Untuk meraih kesempatan – kesempatan dalam berbagai hal, seperti : peluang-peluang pasar, pelayanan yg meningkat kpd pelanggan
- Adanya instruksi-instruksi (directive) dari pimpinan atau dari luar organisasi spt peraturan.
Pengembangan sistem tentunya harus didukung oleh personal-personal yang kompeten di bidangnya. Suatu Tim biasanya terdiri dari:
- Manajer Analis Sistem
- Ketua Analis Sistem
- Analis Sistem Senior
- Analis Sistem Junior
- Pemrogram Aplikasi Senior
- Pemrogram Aplikasi Junior
Metodologi Pengembangan Sistem
Metodologi pengembangan system adalah suatu proses pengembangan system yang formal dan presisi yang mendefinisikan serangkaian aktivitas, metode, best practices dan tools yang terautomasi bagi para pengembang danmanager proyek dalam rangka mengembangkan dan merawat sebagai keseluruhan system informasi atau software.
Alasan perlunya Metodologi Pengembangan System adalah:
1) Menjamin adanya konsistensi proses.
2) Dapat diterapkan dalam berbagai jenis proyek.
3) Mengurangi resiko kesalahan dan pengambilan jalan pintas.
4) Menuntut adanya dokumentasi yang konsisten yang bermanfaat bagi personal baru dalam timproyek.
Macam-Macam Metodologi Pengembangan System
- Metode System Development Life Cycle (SLDC)
Tahap-tahap SLDC yaitu:
- Melakukan survey dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi.
- Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan.
- Menentukan permintaan pemakai sistem informasi.
- Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik.
- Menentukan perangkat keras dan perangkat lunak computer.
- Merancang sistem informasi baru.
- Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru.
- Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru.
- Mudah diaplikasikan.
- Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan.
- Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan model karena model ini bisa melakukan itersi tidak langsung.
- Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga sulit untuk megakomodasi ketidakpastian pada saat awal proyek.
- Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai akhir proyek dilalui. Sebuah kesalahan jika tidak diketahui dari awal akan menjadi masalah besar karena harus mengulang dari awal.
- Pengembang sering malakukan penundaan yang tidak perlu karena anggota tim proyek harus menunggu tim lain untuk melengkapi tugas karena memiliki ketergantungan hal ini menyebabkan penggunaan waktu tidak efesien.
- Model WATERFALL
Tahap-Tahap Metode WATERFALL:
- Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
- Desain
- Pembuatan Kode Program
- Pengujian
- Pendukung atau Pemeliharaan
- Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik. Ini dikarenakan oleh pelaksanaannya secara bertahap. Sehingga tidak terfokus pada tahapan tertentu.
- Dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap fase harus terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya. Jadi setiap fase atau tahapan akan mempunyai dokumen tertentu.
- Diperlukan majemen yang baik, karena proses pengembangan tidak dapat dilakukan secara berulang sebelum terjadinya suatu produk.
- Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar jika tidak diketahui sejak awal pengembangan.
- Pelanggan sulit menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga tidak dapat mengakomodasi ketidakpastian pada saat awal pengembangan.
- Model Prototyping
Tahapan-tahapanModel Prototyping
- Pengumpulan Kebutuhan
- Membangun Prototyping
- Menggunakan Sistem
- Mengkodekan Sistem
- Menguji Sistem
- Evaluasi Sistem
- Evaluasi Protoptyping
- Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
- Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret.
- Digunakan untuk memperluas SDLC.
- Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
- Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
- Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan.
- Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah dan cepat selesai.
- Model RAD (Rapid Application Development)
Tahapan-tahapanModel RAD
- Bussiness Modelling
- Testing and Turnover
- Aplication Generation
- Process Modelling
- Data Modelling
- RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object).
- Setiap fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan oleh tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efesien.
- Tidak cocok untuk proyek skala besar
- Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi.
- Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini.
- Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini
- Model Spiral
Tahapan-tahapanModel Spiral
- Komunikasi Pelanggan
- Perencanaan
- Analisis Resiko
- Perekayasaan
- Konstruksi dan Peluncuran
- Evaluasi Pelanggan
- Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak komputer.
- Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
- Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses
- Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan di dalam evolusi produk.
- Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke dalam kerangka kerja iterative.
- Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius.
- Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
- Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
- Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute
- Object Oriented Technology
Tahapan-Tahapan Object Oriented Technology
Pada Object Oriented Technology ada beberapa metode yang digunakan dalam pengembangan sistem. Salah satu yang terkenal adalah OMT (Object Modelling Technique). Aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam OMT ini adalah:
- Model Objek
- Model Dinamis
- Model Fungsional
- Uniformity, OMT memungkinkan merancangn user interface secara terintegrasi bersama dengan perancangan perangkat lunak sekaligus dengan perancangan basis data.
- Understandability, Kode-kode yang dihasilkan dapat diorganisasi ke dalam kelas-kels yang berhubungan dengan masalah sesungguhnya sehingga lebih mudah dipahami.
- Stability, Kode program yang dihasilkan relatif stabil sebab mendekati permasalahn sesungguhnya dilapangan.
- Reusability, Dimungkinkan penggunaan kembali kode-kode sehingga akan mempercepat waktu pengembangan perangkat lunak.
Metode berorientasi objek merupakan konsep yang relatif baru sehingga belum ada standar yang diterima semua pihak dalam menentukan tool apa yang digunakan sebagai dasar analisi serat perancangan perangkat lunak.
- Metode End-user Development
Tahapan-tahapanEUD
- Tahap inisasi (initiation), Yaitu tahap dimana organisasi(perusahaan) mulai pertama kali mngenal teknologi informasi.
- Tahap ketularan (contagion)
- Tahap kendali (control)
- Tahap matang (mature)
- Dapat menghindari permasalahan kemacetan di departemen sistem informasi.
- Kebutuhan pemakai sistem dapat lebih terpenuhi karena dapat dikembangkan sendiri oleh pemakai.
- Menambah atau meningkatkan partisifasi aktif pemakai dalam proses pengembangan sistemnya sehingga akan ada kepuasan sendiri dari pemakai sistem.
- Dapat menambah kualitas pemahaman pemakai terhadap aplikasi yang dikembangkan serta teknollogi yang digunakan dalam sistem.
- Karena pemakai sistem harus mengembangkan aplikasinya sendiri, maka dalam hal ini pemakai sekaligus pengembang sistem dituntut untuk memiliki pemahaman mengenai teknologi informasi(computer literacy) serta pemahaman tentang pengembangan sistem infomasi.
- End user computing memiliki resiko dapat menggangu bahkan merusak system informasi di luar yang dikembangkan oleh pemakai sistem.
- End user computing pasti akan berhadapan dengan maslah kemampuan teknis pemakai sekaligus pengembang sistem.
- Model Air Terjun (Waterfall Model)

Model air terjun (Waterfall Model) adalah
pendekatan klasik dalam pengembangan perangkat lunak yang menggambarkan metode
pengembangan linier dan berurutan. Ini terdiri dari lima hingga tujuh fase,
setiap fase didefinisikan oleh tugas dan tujuan yang berbeda, di mana
keseluruhan fase menggambarkan siklus hidup perangkat lunak hingga
pengirimannya. Setelah fase selesai, langkah pengembangan selanjutnya mengikuti
dan hasil dari fase sebelumnya mengalir ke fase berikutnya.
Pengertian Waterfall Model
Model air terjun (Waterfall Model) adalah metode
pertama yang banyak digunakan dalam industri perangkat lunak. model ini
merupakan pendekatan tradisional, dan jauh kurang fleksibel daripada metodologi
gesit dengan pengembangan dipecah menjadi sprint tunggal, tetapi dapat
dilengkapi dengan loop umpan balik dan loopback. Saat ini masih digunakan dalam
berbagai versi jika persyaratan dan karakteristik suatu perangkat lunak dapat
didefinisikan dengan jelas selama fase konseptual.
Apa Itu Waterfall Model
Penyebutan pertama dari model bertahap kembali ke
Winston Royce. Dalam esainya “Mengelola Pengembangan Sistem Perangkat Lunak
Besar” ia menggambarkan metode pengembangan untuk proyek perangkat lunak besar,
yang dibagi menjadi beberapa fase pada awal tahun 1970. Dia mengkritik
pendekatan ini, dan mengusulkan alternatif yang menyerupai prototyping. Royce
mengacu pada “Model Tahap-Wise Sembilan Fase” oleh Herbert Benington, yang
diterbitkan pada tahun 1956. Sementara Benington membayangkan sembilan fase,
Royce mengurangi mereka menjadi tujuh. Istilah “model air terjun” tidak
digunakan oleh mereka berdua. Penggunaannya didasarkan pada buku dari tahun
1976, yang terutama membahas tentang persyaratan untuk perangkat lunak.
Model Prototyping
Sebuah prototipe adalah
bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal
yang ditampilkan. Konsumen potensial menggunakan prototipe dan menyediakan
masukan untuk tim pengembang sebelum pengembangan skal besar dimulai. Melihat
dan mempercayai menjadi hal yang diharapkan untuk dicapai dalam prototipe.
Dengan menggunakan pendekatan ini, konsumen dan tim pengembang dapat
mengklarifikasi kebutuhan dan interpretasi mereka.
Prototyping perangkat
lunak (software prototyping) atau siklus hidup menggunakan protoyping (life
cycle using prototyping) adalah salah satu metode siklus hidup sistem yang
didasarkan pada konsep model bekerja (working model). Tujuannya adalah
mengembangkan model menjadi sistem final. Artinya sistem akan dikembangkan
lebih cepat dari pada metode tradisional dan biayanya menjadi lebih rendah. Ada
banyak cara untuk memprotoyping, begitu pula dengan penggunaannya. Ciri khas
dari metodologi ini adalah pengembang sistem (system developer), klien, dan
pengguna dapat melihat dan melakukan eksperimen dengan bagian dari sistem
komputer dari sejak awal proses pengembangan.

Komentar
Posting Komentar